JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka kembali melemah menjelang hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). Pelemahan rupiah pagi ini terjadi di tengah belum pulihnya USD terhadap beberapa mata uang utama lainnya.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah dibuka di level Rp13.119/USD. Posisi ini tercatat kembali melemah dari posisi kemarin di level Rp13.114/USD.
Menurut data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah dibuka berada di posisi Rp13.125/USD atau jauh memburuk dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.116/USD.
Posisi rupiah menurut data Bloomberg pada pembukaan hari ini berada pada level Rp13.117/USD atau membaik jika dibanding penutupan sebelumnya di posisi Rp13.120/USD dan pada pukul 10.07 WIB, rupiah melemah ke level Rp13.130/USD. Pergerakan mata uang Garuda hari ini berada pada kisaran harian Rp13.110-Rp13.140/USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah pada pukul 10.07 berada di level Rp13.120/USD atau tidak lebih baik dari penutupan kemarin yang berada di level Rp13.115/USD.
Dilansir Reuters, Jumat (19/8/2016) USD kembali jatuh mendekati posisi terendah delapan pekan terhadap euro di perdagangan Asia hari ini, dan siap untuk kerugian mingguan, setelah pertemuan Federal Reserve pada Juli mengungkapkan kebijakan bank sentral tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.
Pejabat Fed setuju bahwa data ekonomi lebih lanjut diperlukan sebelum menaikkan suku bunga, walaupun mereka umumnya optimistis tentang prospek ekonomi AS dan pasar tenaga kerja.
Euro terhadap USD berada di level 1,1348. Di mana Indeks USD terhadap enam mata uang utama dunia, turun 1,5% pekan ini, meskipun naik tipis 0,1% hari ini ke level 94,245 atau jatuh serendah 94,077 pada Kamis, titik terendah sejak 23 Juni.
USD kembali mengalami kerugian terhadap mitra Jepang, di mana yen terhadap USD berada di posisi 100,22, meskipun itu masih turun 1,1% untuk pekan ini.
"Kekuatan yen dramatis dan hampir membingungkan, mengingat jalan yang berbeda dari kebijakan moneter. Kami harapkan untuk melihat USD menguat terhadap yen," kata Bill Northey, kepala investasi dari kelompok klien swasta di AS Bank di Helena, Montana.
(izz)
loading...
Tidak ada komentar:
Write komentar